Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Selasa-Rabu (16-17/2/2016), Sobat LeMINA mengadakan workshop dengan tema “Membangun Masyarakat Bernilai”. Kegiatan yang dilaksanakan di Puri Bengawan Solo 2 Hotel Sahid Jaya Makassar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas diri para relawan anak Sobat LeMINA. Adalah ibu Fitria Laurent dari Living Values Education sebagai trainer kegiatan tersebut.
Indonesia tempatnya surga dunia. Jadi untuk apa sampai harus keluar negeri jika ibu pertiwi masih menyimpan sejuta surga yang tak terjamah. Terlalu banyak hingga tak terhitung jumlahnya.
Ini kali pertama membawa teman kuliahku untuk berlibur ke Pinrang, kota kelahiranku. Awalnya aku berfikir, “Akan kuajak kemana yah teman-temanku? Di Pinrang tidak ada tempat wisata yang begitu menarik untuk dilirik -.-“. Setelah berdiskusi, akhirnya kuputuskan untuk mengajak mereka ke permandian air panas. Karena di kampung halamanku terkenal dengan permandian air panasnya dan ingin menyuguhkan “back to nature”, maka permandian air panas Lemo Susu yang menjadi tujuan kami.
Ada yang bilang kalau masa yang tidak terlupakan ketika menjadi mahasiswa adalah pada saat KKN. Yap, memang benar. Masa KKN menyimpan sejuta kenangan yang selalu membuat tertawa sendiri ketika mengingatnya. Banyak kejadian lucu dan sedikit menyebalkan yang menguras sedikit emosi.
Sudah hampir satu tahun sejak penarikan KKN UIN Alauddin angkatan 50 di kelurahan Ereng-Ereng, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng. Selama kurang lebih dua bulan disana banyak mengubah pribadi saya. Mulai dari yang awalnya cuma tahu masak air dan mie instant, selepas KKN jadi ahli dapur.hihi. Bisa dapat banyak ilmu dari warga disana dan itu sama sekali tidak saya dapatkan di kampus maupun di lingkungan sebelumnya.
Skripsi oh skripsi… Entah mengapa beberapa bulan terakhir menjadi kesibukan yang tak kunjung usai. Mau menyalahkan siapa? Aku sendiri yang terlalu larut dalam europhia “bebas kuliah” sehingga mengulur-ulur waktu. Semua baru terasa ketika dua kali wisuda yang terlewatkan untuk periodeku.
Bulan Oktober kemarin aku sudah berhasil melewati tahap awal yang seharusnya sudah bisa kuselesaikan ke tahap berikutnya. Apa mau dikata, sudah berusaha sekeras apapun tetap tidak bisa melanjutkannya. Akhirnya aku mengikuti saran dosen pembimbingku untuk mengganti judul dan memulai lagi dari awal.
“Ada yang tahu apa perbedaan Cut Nyak Dien dan Raden Ajeng Kartini? Dua wanita ini adalah pahlawan bangsa kita. Tetapi apa yang membedakan mereka? Jawabannya, karena Kartini menulis. Lewat buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” tentang perjalanan hidupnya yang banyak memotivasi wanita Indonesia.”, itu kalimat yang sering dilontarkan kak Bunga ketika memotivasi kami (baca : relawan anak Sobat LeMINA) untuk menulis. Entah penyakit anak muda yang malas atau karena dasarnya memang tidak tahu menulis. Tetapi setahu saya, tidak ada orang yang tidak bisa menulis. Semua orang bisa menulis, hanya saja perlu dilatih dan yang pasti punya komitmen untuk menulis.
Hari ini sepertinya cuaca sangat mendukung untuk aku bersembunyi dibalik selimut. Tapi ternyata tidak ketika BBM dan Whatsappku dipenuhi pertanyaan “Dila sudah di sekolah?”, oke kali ini aku harus kuat melawan malasku. Sudah dua kali aku bolos masuk kelas dan ini tidak boleh jadi kali ketiga hanya karena alasan hujan. Temanku pernah berkata,”Hujan itu tidak menghalangi, hanya membasahi”. Lah? Kalau punya jas hujan, lantas apa lagi yang jadi penghalangnya? Bergegas aku berangkat walau jam sudah menunjukkan pukul 10:15, aku sudah terlambat 1 jam 15 menit.
dhiladhiloo.wordpress.com 